Dikeheningan malam aku telah berjalan , menyusuri lorong-lorong
kotorku dan ruhku juga telah memasuki rumah-rumah kalian . Detak-detak
jantung kalian juga berdegup didadaku , dan nafas-nafasmu menghembus
pula di hidungku.
Dan aku bukanlah seorang penyair aku hanya sekedar mengucapkan
rangkaian kata tentang sesuatu yang sebenarnya kalian sendiri telah tahu
didasar alam pikirmu.
Diantara kalian ada yang menyebutku angkuh , hanya mementingkan
kegemaranku menyepi dan mengatakan kepadaku : ” Ia berbicara dengan
tetumbuhan dan para satwa ,bukan dengan kita manusia . Seorang diri ia
duduk dipuncak-puncak perbukitan memandang rendah pada kota dan
kehidupan”. Sebagian yang lain diantara kalian berbicara kepadaku meski
tanpa kata-kata : ” Ia orang yang aneh , orang ganjil , pencinta
keluhuran yang tak teraih, untuk apa bermukim dipuncak-puncak gunung
tempat elang bersarang, dan mengapa pula mencari sesuatu yang wujudnya
belum pasti ?”…”Angin apa yang hendak kau tangkap dalam jala-mu . Burung
ajaib manakah yang ingin kau jaring dilangit biru ?!…Kemarilah engkau
bersatu dengan kami , turunlah bersama kita akan berbagi roti , dan
lepaskan hausmu dengan anggur-anggurku !”
Memang aku telah mendaki “puncak-puncak perbukitan” dan sering pula
aku mengembara dalam “kesunyian ” hutan.tapi aku juga akan tetap dapat
mengamati kalian tanpa perlu “turun” dari puncak pegunungan.
Kesunyian jiwa telah menyebabkan mereka melontarkan kata-kata itu,
namun apabila kesunyian itu mendalam lagi, maka mereka akan dapat
mengerti, bahwa apa yang aku cari adalah rahasia terdalam jiwa manusia
,dan yang aku buru adalah sukma agung manusia yg menjelajah kesegala
penjuru semesta.
Dan Kesunyian itulah yang menuntunku melangkah menuju “lorong penderitaan” sekaligus teman keagungan spiritual…..
Aku orang yang percaya sekaligus peragu, betapa seringnya jariku
menekan lukaku sendiri sekedar untuk menghayati nilai kebenaran . Dan
keyakinanku berkata manusia itu tak terkurung dalam raga dan jasad yang
merangkak mencari kehangatan matahari, bukan pula penggali terowongan
untuk mencari perlindungan, melainkan ruh yang merdeka-jiwa yang
meliputi cakrawala dunia . Jika kata-kataku memasuki samar, kalian tak
perlu gusar karena asal mula segala sesuatu adalah samar , meskipun akan
jelas pada akhirnya.
Sebab apakah pengetahuan itu jika bukan bayangan dan pengetahuan yang
terpendam bisu. Pikiran kalian dan jalinan kata-kataku, digetarkan oleh
gelombang yang satu ,terekam dan terpatri diantara hari-hari dan masa
silam yang telah berlalu , sejak bumi belum mengenal dirinya sendiri dan
kegelapan belum terkurung oleh pekatnya malam .
Pahamilah kata-kata orang bijak dan laksanakan dalam kehidupanmu
sendiri . Hidupkanlah kata-kata itu , tetapi jangan pernah memamerkan
perbuatan -pebuatan itu dengan menceritakannya, karena dia yang
mengucapkan apa yang tidak dia pahami , tidak lebih baik dari seekor
keledai yg mengangkat buku-buku.
Jangan pernah menyesal karena kalian ‘buta’ dan jangan pernah merasa
kecewa karena kalian ‘tuli’, sebab dipagi ini fajar pemahamanmu telah
merekah untuk kalian didalam mencari rahasia kehidupan . Dan kalian akan
mensyukuri segala gulita- sebagaimana kalian mensyukuri terang cahaya.
Dan segala yang “tak berbentuk” selalu berusaha mencari “bentuknya”,
seperti berjuta-juta bintang yang menjelma menjadi matahari…
Dan kulihat…….Kehidupan itu bersifat dalam , tinggi dan jauh , hanya
wawasan luas dan bebas yang dapat menyentuh kakinya , meski sebenarnya
ia dekat !.
Banyak sudah orang bijak yang telah mendatangi kalian untuk
mengajarkan hikmat dan pengetahuan . Dan aku datang untuk mengambil
hikmat itu dan lihatlah kutemukan sesuatu yang tak ternilai didasar
hati, laksana air pancuran yang melegakan jiwa.
Setiap kali aku datang ke air pancuran itu , dikala dahaga hendak
membasahi kerongkongan , aku dapatkan air itu sendiri tengah kehausan
-dia meminumku selagi aku meminumnya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar